• Home
  • Kilas Global
  • Sertifikasi uji tipe Daihatsu Gran Max di Jepang dicabut Usai ditemukan Kesalahan Fatal
Kamis, 18 Januari 2024 09:20:00

Sertifikasi uji tipe Daihatsu Gran Max di Jepang dicabut Usai ditemukan Kesalahan Fatal


OTTO, - Sertifikasi uji tipe Daihatsu Gran Max di Jepang dicabut. Pemerintah Jepang menemukan kesalahan prosedur yang dilakukan Daihatsu terhadap mobil pikap yang diproduksinya.

Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang melakukan inspeksi lapangan di Daihatsu. Sebagai hasilnya, didapati pelanggaran yang cukup fatal dilakukan terhadap tiga pikap buatan Daihatsu. Ketiga pikap itu adalah Daihatsu Gran Max, Toyota Town Ace dan Mazda Bongo.

Sehari sebelum pengumuman ini, Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang mempublikasikan uji tabrak mobil Daihatsu. Dikutip MBS News, kementerian itu mempublikasikan uji tabrak Daihatsu Gran Max Pikap.

Uji tabrak Daihatsu Gran Max Pikap itu dilakukan pada 15 Januari 2024 di pabrik Daihatsu di Kota Ryuo, Prefektur Shiga, Jepang. MLIT melakukan uji tabrakan frontal yang menilai kinerja keselamatan penumpang ketika terjadi tabrakan depan.

Daihatsu Gran Max Pikap itu ditabrakkan langsung ke dinding beton dengan kecepatan 50 km/jam. Pengujian tersebut memverifikasi apakah airbag mengembang dengan benar setelah deteksi sensor dan apakah boneka atau dummy tetap tertahan oleh sabuk pengaman setelah tabrakan.

Dari pengujian itu, Kementerian Transportasi Jepang menemukan ada kesalahan prosedur yang dilakukan Daihatsu. Mobil itu ditemukan menggunakan pengatur waktu untuk mengaktifkan airbag selama tes tabrak. Padahal, airbag seharusnya mengembang ketika sensor mendeteksi tabrakan. Airbag yang tidak berfungsi saat dibutuhkan dinilai dapat membahayakan nyawa.

"Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, saat menguji airbag pada mobil-mobil tersebut pada saat uji tabrak, ditemukan bahwa airbag diaktifkan berdasarkan pengatur waktu, padahal perlu dipastikan bahwa airbag tersebut terdeteksi secara otomatis oleh sebuah sensor," demikian dikutip dari NHK.

Dikutip Japan Times, melalui pemeriksaannya Kementerian Transportasi Jepang mengidentifikasi 14 kasus penipuan tes. Itu di luar 142 kasus yang sudah terungkap sebelumnya yang melibatkan 46 model di Jepang.

"Ini adalah masalah besar yang mungkin mengancam kepercayaan industri manufaktur Jepang," kata Menteri Transportasi Jepang Tetsuo Saito pada konferensi pers. sc:dtk/**
Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified