• Home
  • Kilas Global
  • Gak Bahaya Tha? Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut Lepas
Kamis, 24 Agustus 2023 14:25:00

Gak Bahaya Tha? Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut Lepas

DUNIA, Tokyo - Ini akan menjadi hari yang dikhawatirkan banyak orang di Asia Timur dan dunia pada umumnya. Limbah dari pembangkit listrik yang sering diklaim paling ramah lingkungan bakal dilarung ke laut. Ngeri nggak tuh?

Dilansir AFP, persiapan akhir untuk membuang air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak di Jepang dimulai pada Rabu (23/8) waktu setempat. Rencananya air limbah PLTN Fukushima itu akan dilepas ke Samudera Pasifik pada Kamis (24/8/2023) waktu setempat atau hari ini.

Agak mundur ke masa-masa beberapa tahun silam, PLTN Fukushima-Daiichi mengalami kehancuran akibat gempa bumi besar dan tsunami dahsyat yang menewaskan sedikitnya 18.000 orang pada Maret 2011, yang membuat tiga reaktor nuklir di PLTN itu hancur. Kehancuran PLTN Fukushima itu tercatat sebagai salah satu bencana atom terburuk di dunia.

TEPCO, operator PLTN Fukushima, sejak saat itu mengumpulkan 1,34 juta meter kubik air - setara nyaris 540 kolam renang ukuran Olimpiade - yang sebelumnya digunakan untuk mendinginkan sisa-sisa reaktor yang masih mengandung radioaktif tinggi, bercampur dengan air tanah dan hujan yang merembes masuk.

Sebuah sistem khusus, sebut TEPCO, telah menyaring semua nuklida radioaktif, kecuali tritium yang kadarnya disebut berada dalam batas aman. Air limbah itu akan dibuang ke lautan dengan kecepatan maksimum mencapai 500.000 liter per hari di lepas pantai timur laut Jepang.

Kini, limbah itu bakal dilepas ke samudera. Apakah itu aman?

Siap-siap dibuang ke laut

Persiapan akhir untuk membuang air limbah dari PLTN Fukushima yang rusak di Jepang dimulai pada Rabu (23/8) waktu setempat. Rencananya air limbah PLTN Fukushima itu akan dilepas ke Samudra Pasifik pada Kamis (24/8) waktu setempat.

Seperti dilansir AFP, Rabu (23/8/2023), rencana Tokyo untuk membuang air limbah PLTN Fukushima ke Pasifik itu tetap dilakukan meskipun mendapatkan protes keras dari China dan diwarnai larangan impor sebagian untuk makanan laut Jepang oleh Hong Kong dan Macau.

Operator PLTN Fukushima, TEPCO, mengatakan pada Selasa (22/8) waktu setempat bahwa pihaknya mengencerkan satu meter kubik air limbah dengan sekitar 1.200 meter meter kubik air laut, dan membiarkannya mengalir ke dalam saluran pipa.

Air itu akan diuji dan kemudian mulai Kamis (24/8) besok akan dilepaskan ke lautan, bersama dengan lebih banyak air yang disimpan di lokasi, yang akan dipindahkan dan diencerkan.

Pelepasan air limbah PLTN Fukushima itu mendapat dukungan badan pengawas atom PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang mengerahkan staf di lokasi pada Kamis (24/8) saat pelepasan dimulai. Proses pelepasan air limbah PLTN Fukushima ini akan memakan waktu selama beberapa dekade ke depan.

Negara tetangga ketar-ketir

Keputusan membuang air limbah PLTN Fukushima ke lautan ini menuai protes keras China, yang menuduh Jepang memperlakukan lautan seperti 'saluran pembuangan'. Beijing memberlakukan larangan impor makanan dari 10 prefektur, dari total 47 prefektur Jepang, sebelum pelepasan dilakukan.

China juga memanggil Duta Besar Jepang pada Selasa (22/8) waktu setempat untuk menyampaikan protes resmi.

Sementara Hong Kong dan Macau, yang masih termasuk wilayah China, memberlakukan larangan impor 'produk akuatik' dari 10 wilayah Jepang yang sama.

Para analis mengatakan bahwa meskipun China memiliki kekhawatiran mendalam akan keamanan, namun reaksi keras yang diberikan itu dinilai sebagian besar dimotivasi oleh persaingan ekonomi dan hubungan dingin dengan Jepang.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin China pada Selasa lalu menyatakan jika Jepang sangat egois dan tidak bertanggung jawab dengan melakukan pembuangan air tersebut. Dia mengatakan, laut harus diperlakukan sebagai barang umum untuk umat manusia bukan saluran pembuangan air Jepang yang terkontaminasi nuklir.

"China mendesak Jepang untuk menghentikan rencana tersebut, berkomunikasi dengan negara-negara tetangga dengan tulus dan niat baik, membuang air yang terkontaminasi nuklir dengan cara yang bertanggung jawab dan menerima pengawasan internasional yang ketat," kata Wang pada konferensi pers, dilansir CNBC.

Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee juga menentang keras pembuangan air limbah dari pembangkit listrik Fukushima. Menanggapi pengumuman Jepang, Hong Kong mengumumkan pembatasan impor beberapa produk makanan Jepang.

Korea Selatan sendiri terkadang menjadi satu-satunya suara yang mendukung Jepang menyatakan tidak melihat masalah ilmiah dengan rencana pelepasan air yang telah diolah. Namun hal ini dijelaskan dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa bahwa pemerintah belum tentu setuju atau mendukung rencana tersebut.

Ratusan aktivis di Korea Selatan telah berkumpul di ibu kota Seoul awal bulan ini untuk menentang rencana Jepang membuang air olahan ke laut. Baik Tiongkok dan Korea Selatan telah melarang impor ikan dari sekitar Fukushima.

Korea Utara bahkan sempat protes. Dilansir CNN, 9 Juli 2023, Departemen Perlindungan Lingkungan Korea Utara mengatakan masyarakat internasional tidak boleh duduk diam melihat langkah Jepang. "(Semua pihak) Harus bersatu untuk sepenuhnya menghentikan dan menghancurkan mereka," kata Departemen Perlindungan Korea Utara. Demikian melansir detik. (*)

Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified