- Home
- Kilas Global
- Impor Beras Lagi, Asosiasi Pedagang Harap Pemerintah Kaji Lagi Impor Beras
Rabu, 29 Agustus 2018 08:25:00
Impor Beras Lagi, Asosiasi Pedagang Harap Pemerintah Kaji Lagi Impor Beras

NASIONAL, -- Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran menjelaskan, pihaknya belum menerima laporan pasti dari pedagang terkait keberadaan beras impor. Namun, menurutnya, tidak mungkin apabila beras impor tidak ada di pasaran. Sebab, masuknya beras impor tersebut bisa melalui jalur legal maupun ilegal atau tidak tercatat secara resmi.
Ngadiran menuturkan, sampai saat ini, harga beras di pasaran masih cenderung stabil. Untuk beras medium masih berada di rentang harga Rp 9.000 sampai Rp 10 ribu per kilogram. "Untuk premium memang harganya Rp 12 ribu lebih, tapi ini bukan buat ukuran. Biasanya, yang dijadikan ukuran itu yang medium," tuturnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/8).
Pada dasarnya, pedagang siap menerima kehadiran beras impor. Sebab, apabila tidak dijual atau disimpan terlalu lama di gudang Bulog, beras justru menjadi berkutu sehingga harus disemprot menggunakan cairan kimia. Dampaknya, masyarakat akan mengonsumsi beras campuran kimia terus-menerus.
Terlepas dari itu, Ngadiran menyayangkan kebijakan impor beras oleh pemerintah. Sebab, masih banyak komoditas dari lahan petani lokal yang belum terserap oleh Bulog. "Mungkin pemerintah berpikir enakan impor, lebih murah. Tapi, nanti kalau impor terus, petaninya justru nggak bisa bertahan hidup," ucapnya.
Ngadiran mempertanyakan alasan pemerintah yang melakukan impor karena musim kemarau dan kekeringan. Menurutnya, untuk mengantisipasi kekeringan, pemerintah harusnya dapat membeli gabah dari petani. Impor beras dari Thailand maupun negara lain hingga jutaan ton per tahun dianggapnya akan berdampak negatif, terutama terhadap kesejahteraan petani.
Ngadiran menambahkan, kebijakan impor beras juga harus dipertanyakan mengingat waktu penandatanganan impor tersebut terjadi pada dua hingga empat bulan lalu. "Saat itu masih banyak petani yang panen, kenapa harus impor?" ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Ngadiran berharap agar pemerintah mengkaji kembali kebijakan impor beras di tahun-tahun mendatang. Menurutnya, apabila ketersediaan beras di pasaran didominasi barang impor tanpa menyerap hasil pertanian lokal justru akan mematikan petani. (*).
sumber: republika.
Share
Berita Terkait

CUHK Faculty of Law: Pioneering Legal Education with Global Impact and Research Excellence
HONG KONG SAR - 30 May 2025 - The Chinese University of Hong Kong's Faculty of Law (CUHK LAW) continues to strengthen its position as a leading international l

Persona5: The Phantom X Umumkan Tanggal Rilis Resmi di Asia Tenggara, Pra-registrasi Telah Dibuka!
TAIPEI, TAIWAN - Setelah sukses diluncurkan di Ti

Agilis Robotics Capai Tonggak Sejarah Dunia dengan Operasi Pengangkatan Tumor Kandung Kemih Pertama di Dunia Menggunakan Robot Berkolaborasi dengan CUHK
HONG KONG SAR - Perusahaan teknologi medis Agilis

Lee Kum Kee Kembali Meriahkan THAIFEX 2025 untuk Ketiga Kalinya, Sajikan Inovasi Kuliner Asia Otentik
BANGKOK, THAILAND - Lee Kum Kee, pemimpin global
Komentar