- Home
- Kilas Global
- Ini Lho 5 Potensi Kerusakan Mobil Akibat Jarang Dipakai Selama PSBB
Senin, 20 April 2020 12:40:00
Ini Lho 5 Potensi Kerusakan Mobil Akibat Jarang Dipakai Selama PSBB
NASIONAL, - Berbagai komponen berpotensi rusak jika mobil lama mangkrak selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kini sedang dilaksanakan di berbagai daerah gara-gara pandemi virus Corona.
Seperti diketahui, PSBB selama dua pekan hingga tanggal yang berbeda-beda kini sedang berlangsung di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, serta Pekanbaru. Ini membuat pemerintah daerah berhak membatasi mobilitas orang, moda transportasi umum, serta kendaraan pribadi demi menekan penularan dan penyebarluasan virus Corona (Covid-19) yang diketahui melanda Indonesia sejak 2 Maret 2020.
Diwajibkannya sebagian besar masyarakat bekerja dan belajar dari rumah plus plus pembatasan mobilitas kendaraan membuat mobil akhirnya tak terlalu sering digunakan. Padahal, mobil yang terlalu lama berada di garasi tanpa dihidupkan secara rutin akan membawa banyak ‘penyakit’ bagi komponen-komponen di dalamnya.
Berikut ini adalah macam-macam bentuk kerusakan mobil yang lama dibiarkan saat PSBB pandemi Corona, seperti disarikan dari keterangan resmi Asuransi Astra pada akhir pekan lalu. Diberikan pula cara agar kerusakan tersebut tidak terjadi.
1. Aki tekor
Aki tekor adalah risiko pertama kerusakan mobil yang sudah lama tak digunakan. Mobil akan menjadi sulit dinyalakan karena adanya penurunan daya listrik dengan sendirinya. Penurunan daya ini berbeda-beda kondisinya tergantung pada umur dan kualitas aki, semakin tua umur aki maka akan semakin mudah kehilangan daya simpan tenaga listrik.
Tips: Hidupkan mesin setiap hari tanpa perlu menghidupkan sistem kelistrikan yang lain sekitar 10-15 menit. Waktunya bisa lebih atau kurang tergantung kondisi. Sesekali jalankan mobil untuk pengisian daya listrik pada aki yang lebih maksimal.
2. Tekanan angin ban berkurang
Jika mobil terparkir terlalu lama, bagian ban yang menapak langsung dengan aspal akan menjadi rata, membuat bentuk ban menjadi tidak lagi bundar utuh. Akibatnya, akan terjadi ketidakseimbangan ketika mobil pertama kali dijalankan setelah sekian lama terpakir. Berkurangnya tekanan angin pada ban berkurang juga disebabkan karet penutup yang berubah tekstur atau bisa juga karena ada bagian yang tidak rata antara ban dan pelek.
Tips: Jalankan mobil beberapa saat (maju-mundur) atau masuk-keluar garasi secara rutin. Upayakan posisi pelek dan karet penutup ban juga berubah posisi tumpuan. Hal ini bertujuan agar tekanan angin pada ban akan terdistribusi secara merata dan ban tidak terlalu lama tertumpu hanya pada satu titik tertentu saja.
3. Bahan bakar mengendap
Iklim di Indonesia yang tropis membuat udara lembab akan menyebabkan pengembunan pada tangki dan saluran bahan bakar jika mesin lama tidak dihidupkan. Akibatnya bahan bakar akan tercampur dengan air yang menguap sehingga dapat mengurangi kualitas bahan bakar serta berpotensi menimbulkan karat pada tangki/saluran bahan bakar yang terbuat dari besi. Adapun bahan bakar di Indonesia terutama solar bio-diesel, jika dibiarkan terlalu lama akan terjadi endapan yang akan menyumbat saluran bahan bakar.
Tips: saat memanaskan mobil, cek indikator water separator dan filter bahan bakar pada meter cluster. Rajinlah memeriksa dan mengganti filter bahan bakar secara rutin agar bensin yang dikirim untuk proses pembakaran tersaring dan bersih dari partikel kotoran dan karat.
4. Karat pada piringan cakram rem
Ini terjadi saat mobil tidak digunakan dalam durasi yang cukup lama, apalagi kalau dibiarkan terkena hujan karena terparkir di tempat terbuka. Karat akan timbul pada piringan cakram, sebagai proses alamiah antara lingkungan dengan benda yang berunsur besi. Jika terus dibiarkan akan menyebabkan berkurangnya performa rem dan juga akan menimbulkan bunyi saat mobil pertama kali dipakai kembali.
Tips: sebaiknya mobil tetap dijalankan minimal satu kali dalam seminggu, karena karat pada piringan cakram pada umumnya akan hilang dengan sendirinya ketika mobil sudah dijalankan sejauh 3-5 meter, karat akan hilang karena adanya gesekan dari kampas rem.
5. Kuman dan debu pada saluran AC
Penting untuk diketahui, AC mobil yang jarang digunakan tidak lah akan menjadi lebih awet. AC yang jarang beroperasi juga akan memiliki udara yang tidak bersikulasi. Ini dapat menyebabkan endapan debu dan kuman di seluruh bagian saluran AC yang berdampak pada kualitas udara di dalam kabin mobil ketika mobil hendak dipakai kembali.
Tips: disarankan agar rutin memanaskan mesin mobil sambil menyalakan AC sekitar 5-10 menit minimal seminggu sekali. Ini bertujuan agar gas pendingin freon tidak mengendap dan membiarkan ada nya sirkulasi udara pada kabin mobil. [Xan/Ari]