• Home
  • Kilas Global
  • Lho? Murid SD Indonesia Masuk jam 7 Pagi Pulang 4 Sore? Pembelajaran SD di Korea Selatan: Hanya Ada 4 Mapel, Tidak Ada PR
Kamis, 03 Agustus 2023 21:24:00

Lho? Murid SD Indonesia Masuk jam 7 Pagi Pulang 4 Sore? Pembelajaran SD di Korea Selatan: Hanya Ada 4 Mapel, Tidak Ada PR

murid SD.

DUNIA, PENDIDIKAN, - Sistem pendidikan di negara lain kerap menarik untuk dikulik. Beberapa Warga Negara Indonesia (WNI) ada yang berkesempatan membawa keluarga dan menyekolahkan anak mereka di negara tempat mereka melanjutkan pendidikan atau bekerja.

Seperti yang dirasakan dosen Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB), Dayu Wiyati Purnaningtyas yang saat ini sedang menempuh pendidikan program S3 di University of Science and Technology, KIOST School, Korea Selatan.

Dayu memboyong serta putrinya yang saat ini sudah duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD) di Korea Selatan.

"Anak saya saat ini berusia 7 tahun. Sesuai dengan usia minimal anak untuk masuk SD di Korea," ujar Dayu kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2023).

Kelas 1-2 SD hanya ada 4 pelajaran di sekolah

Dayu menerangkan, sebelum masuk SD anaknya sudah lebih dulu masuk sekolah di Orinijib di Korea Selatan (semacam PAUD dan childcare) selama 2 tahun.

Saat berada di Orinijib, putrinya sudah belajar berkomunikasi dan saat menjelang masuk SD, guru di Orinijib mulai sedikit-sedikit belajar menulis hangeul dan membaca.

Namun, Dayu tak menampik saat pertama datang ke Korea dan anaknya bersekolah di Orinijib, ada kendala bahasa karena kala itu anaknya baru berusia 4 tahun.

"Sedikit terkendala di awal berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya. Tapi Alhamdulillah seiring berjalannya waktu anaknya malah enjoy banget. Karena kurikulum SD di sini cukup menyenangkan buat anak kelas bawah," tutur Dayu.

Dayu mengungkapkan, pelajaran untuk kelas 1 dan 2 SD di Korea Selatan hanya ada empat mata pelajaran saja.

Berdasarkan pengalaman Dayu, pembelajaran yang diberikan kepada siswa kelas 1 SD di Korea Selatan, lebih banyak fokus ke pendidikan dasar seperti Matematika dan Bahasa.

Selain itu juga ada pembelajaran mengenai basic life skill seperti pelajaran keselamatan. Anak-anak diajarkan hal-hal atau tempat mana yang aman atau bahaya di lingkungan mereka tinggal dan sekolah.

"Misalnya cara menyeberang jalan, cara melindungi diri mereka kalau ketemu orang asing dan lain sebagainya," papar Dayu.

Belajar soal kondisi alam sesuai musim

Namun, ada juga aktivitas membaca buku pagi hari sebelum pelajaran dimulai. Dayu menambahkan, siswa kelas 1 SD di Korea Selatan juga mendapat pelajaran tentang musim yakni musim semi, panas, gugur dan dingin.

Hal ini berkaitan dengan informasi terkait musim tersebut. Seperti kondisi alam di masing-masing musim, dan apa yang biasanya dilakukan di musim itu.

Untuk jam pelajaran di sekolah, bagi siswa kelas 1 dan 2 SD pelajaran selesai maksimal pukul 13.40. Selanjutnya ada kegiatan after school atau academy.

Menariknya, siswa SD di Korea Selatan tidak pernah diberi Pekerjaan Rumah (PR). Sehingga setelah pulang sekolah, siswa bisa main atau melakukan aktivitas pengembangan diri lainnya.

Saat anaknya duduk di kelas 1 SD, sekolah juga melaksanakan masa orientasi atau semacam masa adaptasi sebulan di awal masuk sekolah.

Para siswa belajar tentang pengenalan lingkunan sekolah dan kegiatan di sekolah. Basic life skill di sekolah dan lain sebagainya.

"Bahkan seminggu awal siswa juga diajarkan bagaimana cara ke toilet. Meski tidak ada pelajaran olahraga yang khusus, tapi siswa selalu ada agenda outdoor untuk jalan pagi atau lompat tali seminggu sekali," ungkap Dayu.

Siswa SMA belajar giat, seperti di drakor

Terkait pelajaran agama, memang tidak ada di kurikulum sekolah Korea. Karena sebagian besar warga lokal sini juga menganut Atheisme.

Sehingga terkait pemberian pelajaran Agama, lanjut Dayu, orangtua yang harus siap menjadi guru, membimbing anak dalam mengenal agamanya.

"Sehingga kurikulum SD di sini (Korea Selatan) cukup menyenangkan buat anak kelas bawah yakni kelas 1-2," tandasnya.

Namun, hal berbeda dialami oleh siswa di jenjang SMA. Dayu menjelaskan, sistem sekolah di Korea Selatan menerapkan zonasi sampai SMA. Siswa masih mengikuti zona tempat tinggal mereka saat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Sementara untuk SMA jurusan tertentu seperti musik, art, dan lain-lain, lanjut Dayu, biasanya menerapkan sistem tes untuk masuk.

Kebanyakan siswa SMA mungkin akan belajar lebih giat. Seperti yang digambarkan di drama Korea (drakor), mereka pulang sampai malam. Hal ini disebabkan ujian masuk universitas hanya lewat satu pintu (Suneung).

Mereka (siswa SMA), harus belajar giat untuk memperebutkan kursi universitas negeri. Siswa SD hingga SMP di Korea Selatan juga banyak yang mengikuti les sampai sore. Biasanya karena kondisi orangtua yang harus bekerja.

Biasanya les yang diikuti terkait pengembangan keterampilan semacam art, musik, taekwondo, renang dan lain-lain.


Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified