- Home
- Kilas Global
- Makin Kolap, Rupiah Makin Lunglai, Pejabatnya Pada Kemana ya?
Jumat, 04 April 2025 18:26:00
Makin Kolap, Rupiah Makin Lunglai, Pejabatnya Pada Kemana ya?

DUNIA, BISNIS, - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan. Pada pembukaan perdagangan pada Kamis (3/4/2025) pagi, rupiah melemah 0,35 persen ke Rp16.772 dari perdagangan sebelumnya Rp16.713 per dolar AS.
Melemahnya nilai tukar ini tak ditanggapi serius Ketua DPR RI Puan Maharani. Dia seolah masih ingin menikmati momen libur lebaran yang biasa diisi dengan kegiatan kumpul bersama keluarga.
"Lebaran dulu, kita bersilaturahmi saling bermaaf-maafan dan kita menyambung silaturahmi dengan persaudaraan semoga semuanya lancar," ujar Puan kepada wartawan, Jakarta, dikutip Kamis (3/4/2025).
Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga menclok ke level terendah sejak krisis moneter (krismon) 1998.
Saat penutupan perdagangan Jumat (28/3/2025), mata uang Indonesia semakin tak berharga di hadapan mata uang negeri Uncle Sam. Rupiah melemah 14 poin atau 0,08 persen, menjadi roboh di titik Rp16.676 per dolar AS, ketimbang sehari sebelumnya sebesar Rp16.562 per dolar AS.
Pengamat Hukum dan Pembangunan, Hardjuno Wiwoho menyatakan anjloknya mata uang rupiah ini, mengingatkan publik kepada krismon 1998. Bahkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini justru lebih buruk dibandingkan 27 tahun lalu.
"Di tahun 1998, ketika rupiah berada di posisi Rp16.650 per dolar AS, total utang luar negeri kita hanya 70 miliar dolar AS, setara Rp1.165 triliun. Sekarang, dengan kurs yang sama, utang luar negeri kita sudah tembus 500 miliar dolar AS, yaitu sekitar Rp8.325 triliun. Naik tujuh kali lipat," ujar Hardjuno, Jakarta, Jumat (28/3/2025).
Menurutnya, fakta tersebut menunjukkan bahwa rupiah saat ini belum mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia secara jujur. "Ini artinya nilai tukar yang terlihat sekarang bisa jadi belum merepresentasikan tekanan riil terhadap rupiah. Bahkan mungkin masih terlalu kuat dibandingkan kenyataan," katanya. sc:inilah/**
Share
Komentar