- Home
- Opini-Tokoh
- Untukmu Pemimpin Kampar, Semoga Bukan Tulang Rusuk Rakyat Yang Panjang?
Jumat, 13 Februari 2015 17:30:00
Untukmu Pemimpin Kampar, Semoga Bukan Tulang Rusuk Rakyat Yang Panjang?
proyek jalan di tapung kampar sinama nenek
riauonecom, Tapung, roc, - Tim riauone melakukan perjalanan menuju sebuah Desa yaitu Desa Sinama Nenek Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar, Negeri Kaya diatas minyak, di bawah minyak terbentang perusahaan raksasa di negeri yang kaya itu
Sepanjang perjalanan, kami menyaksikan kebun sawit milik perusahaan raksasa yang ada di Tapung dengan hamparan luas, hijau memang, belum lagi sepanjang Jalan terbentang pipa minyak chevron menguras minyak bumi setiap harinya tiada hentinya.
Kalau dilihat dari berbagai banyaknya perusahaan di Tapung Kampar tidak akan ada lagi rakyat yang miskin, semuanya serba ada, minyak ada, kelapa sawit, perusahaan raksasa ada seperti PT.PNV perusahaan plat merah dan Plat hitam alias perusahaan swasta. Potensi kekayaan Kampar dan penghasilan yang begitu banyak, namun miskin kenyataannnya, pengangguran masih banyak, rumah kumuh, masih banyak, kemiskinan itu nyata, pengangguran itu nyata, negerinya yang kaya, rakyatnya menderita, mereka mati kehausan di dalam air, tikus mati di lumbung padi.
Negeri Apakah ini, negeri Sandiwara, negeri Visi misi, negeri Baliho, negeri Paripurna, DPR nya tidur rakyat di sebut panjang tulang rusuk, Berapa pajak perusahaan itu, berapa CSR perusahaan itu mana, mana, ini adalah fakta, sepanjang Jalan ara sebuah Desa Sinama Nenek, jalan kumuh dan berdebuh, rumah kumuh kena debu.
Bukankah Alquran menyebutkan, celakalah orang orang yang shalat, yaitu orang orang yang melalaikan anak yatim dan menghardik orang orang miskin. Secara tidak langsung memang rakyat tidak di hardik namun, membelanjakan uang rakyat melalui APBD tidak tepat sasaran, sama saja menghardik dan membunuh orang orang miskin, rakyat miskin secara perlaha lahan.
Pidato Bupati Kampar H. Jefri Noer di saat Hut Kampar 65 , konsep konsepnya bagus, inplementasinya yang perlu bukan menghardik rakyat si Panjang tulang Rusuk. Tapi bagaimana tulang rusuk rakyat itu tidak panjang itu yang mesti dicarikan solusinya, rakyat tidak salah, hanya mencari sesuap nasi pemimpinlah yang di perlukan kearifan dan membuat program program pro rakyat, tidak program cerimornial, pengadaan bibit bawang merah milyaran rupiah, sementara jalan masih banyak yang rusak, sekolah masih ada yang tak layak, mahasiswa butuh biasiswa.
Sepanjang perjalanan kami kenegri penghasil minyak itu, miris hati ini.. Rakyat hanya dapat debu nya saja...kepada Bapak Bupati Kampar sudahlah hentikan mengatakan rakyat Situlang Rusuk yang Panjang... Jangan sakiti mereka kalau kita tidak bisa membahagiakan mereka jangan lukai hatinya Pak Bupati, semoga tulisan ini menjadi oto kritik yang baik, saling menasehati kebenaran dan kesabaran Alquran yang menyampaikan. Baca Al Ashr
Bukankah, Bupati Kampar telah berusaha memendekkan tulang rusuk rakyat Kampar, untuk agar lepas dari pengangguran, dengan membuka pelatihan p4S Kubang Raya, Pelatihan menjadi peternak sapi, menjadi peternak ikan, menjadi tukan jahit, dengan memberikan modal di bank BPR Sari madu, dengan tanah jadi agunanan pinjaman, bahkan ada rumah rakyat yang di stempel bank BPR, karna tidak mampu membayar uang pinjamannya, lalu siapakah yang salah ? Dinas Pertanian, pernahkah melakukan pembinaan pasca pelatihan, dinas prikanan pernakah melakukan. Pembinaaan Situlang rusuk yang panjang itu
Ada hal lagi yang salah menurut Penulis, bila Pak Bupati melakukan kegiatan, kebanyakan di Kubang Raya, agenda agenda penting sering dilakukan disana, menurut hemat kami alangkah baiknya kegiatan kegiatan pemda dilaksanakan di Bangkinang, rakyat bisa dapatkan. mamfaatnya, menimal rakyat nasi bungkusnya habis di borong pejabat Kampar, kalau mereka punya rumah makan, roda perekonomian akan berjalan dengan baik, Balai Bupati Kampar melambangkan bahwa negeri itu ada pemimpinnya, kalau itu ditempati.. Rakyat muda berurusan Pak Bupati.
Kepada Pak Bupati Kampar saya bukan siapa siapa, tapi saya sayang deng pak Bupati, karna sayang inilah saya tulis di hari Jumat yang mulia ini, saya siap berdialog.. Dan Wabup Kampar Ibrahim Ali jangan banyak mengeluh Syukuri yang ada.. Politik bukan untuk Kepentingan Pribadi tapi politik adalah pengabdian. (abu)
Share
Berita Terkait