• Home
  • Parlemen
  • Kampung Raja Koto Perambahan Potensi Wisata Baru Kampar, Minta Bupati Bangun Duplikat Istananya
Kamis, 25 Mei 2017 17:59:00

Kampung Raja Koto Perambahan Potensi Wisata Baru Kampar, Minta Bupati Bangun Duplikat Istananya

Masyarakat Koto Perambahan Minta Bupati Bangunkan Duplikat Istana Raja Menjadi Objek Wisata Baru di Kampar.
masjid Bersejarah Peninggalan Raja
Kampar, - Kampar mempunyai potensi wisata, yang banyak potensi ini belum tergali secara maksimal, objek wisata baru yang terabaikan meskipun ada perhatian pemerintah, wisata Desa Koto Perambahan Desa adanya raja, hal ini perlu perhatian pemerintahan Bupati Kampar baru Bapak Aziz Zainal, bila ini dikembangkan orang akan datang berkunjung ke desa tersebut, datang kekampung raja, potensi ekonomi bagi masyarakat, dan dunia kerja bagi masyarakat tempatan.
 
Desa Koto Perambahan nama Kampung Rajanya, masyarakatnya alim baik budi pekertinya, selamat datang di Kampung Raja semoga, Desa Koto Perambahan menjadi Kampung Wisata Raja
 
Abu Nazar Tokoh Pemuda Koto Perambahan dan bersama masyarakat membangun dan mewujudkan keinginan masyarakat Kampung Raja ini dibangunkan istana duplikatnya, tentu Bupati baru harapan baru, dukungan semua pihak tentunya.
 
sekilas sejarah.
 
Sekitar abad 15, Kerajaan malaka diserang oleh Portugis dan Raja Malaka beserta pengikutnya melarikan diri. Dalam pelariannya Sutan Mahmud Raja Malaka melakukan pelarian ke Penyengat, kemudian menelusuri Sungai Kampar hingga akhirnya ia menetap dan tinggal di kampar serta memerintah dan meninggal di kampar, beliau membentuk Kerajaan baru yang disebut Kerajaan Kampar. 
 
Ada 2 versi yang menyatakan makam sultan Mahmud malaka. Lokasi  yang terdapat dalam kitab sulatus salatin itu berada di Kampar, ada yang menyatakan makam beliau ada di pekantua  pelalawan. Namun perlu kita ketahui bahwa dulunya Pelalawan merupakan bagian dari kampar. Menurut versi Kerajaan Pelalawan Sultan mahmud merupakan Raja dari Kerajaan Pekantua Kampar. 
 
Topi Kebesaran Datuk Somok (Ninik Mamak) yang telah berusia 200tahun. 
Di sini kami sedikit mengulas tanpa ada maksud apapun,maupun tendensi kepada pihak lain, semua yang kami tulis diperoleh langsung dari nara sumber ninik mamak,datuk dan tokoh masyarakat. Tidak banyak bukti ataupun peninggalan dari Kerajaan Kampar peninggalan dari Sultan Mahmud Raja dari malaka. Menurut Almarhum Datuk Somok yang merupakan Ninik Mamak Persukuan Bendang,  di Koto Perembahan Kampar Timur , Istana Kerajaan telah dibongkar pada tahun 70an, dan dilokasi kerajaan terdahulu kini dibangun sebuah Sekolah Dasar.
 
Datuk Somok menceritakan Istana tersebut berbentuk rumah lontiok yang ukuran nya besar dengan tiang-tiang yang besar, di dalam istana tersebut banyak tersimpan keris,tombak,meriam, lelo,pedang,peti dll namun ketika istana itu di robohkan barang tersebut ikut raib, catatan – catatan manuskrip juga tidak ada di temukan lagi dan satu-satunya  yang tersisa dan disimpan dengan baik yaitu cap /stempel sultan yang di pegang oleh turun - temurun oleh pemangku dan disimpan di rumah siampu atau rumah suku. 
 
Selain stempel,kiranya bukti lain yang merupakan peninggalan Sultan malaka adalah sebuah mesjid, mesjid yang terletak di Dusun Pd Merbau Barat Desa Koto Perambahan kecamatan kampar Timur Kabupaten Kampar ini dinamakan Mesjid Kubro. Menurut cerita Ninik mamak dan Masyarakat di Desa Koto Perambahan secara turun temurun mesjid ini dibangun pada masa Sultan Mahmud raja dari malaka, mesjid ini telah direnovasi berulang-ulang kali dengan tanpa merubah wujud asli dari mesjid tersebut. 
 
Kami sempat berbicara dengan Datuk Somok dan datuk majo besar Suku Pitopang, mereka berkisah, ketika itu Melaka di serang oleh bangsa portugis karena sultan Mahmud ini kalah dalam peperangan maka beliau melarikan diri, pelarian pertama nya beliau merapat ke Pulau Penyengat,namun karena masih di kejar oleh pihak portugis sehingga Sultan Mahmud melanjutkan pelariannya dengan menelusuri Sungai Kampar hingga akhirnya ia merapat disuatu tempat yang dinamakan dengan Perambahan. Sultan kemudian menjadi sultan di daerah tersebut, ada 13 sultan yang pernah memimpin.
 
Makam Sultan terakhir terdapat di Desa Koto Perambahan,dan sampai kini makam tersebut masih terawat, sayangnya kami tidak sempat mendokumentasikan gambar makamnya,kami hanya melihat makam tersebut dari kejauhan. (mzi/net)
 
 
Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified