• Home
  • Riau Raya
  • Nelayan Rangsang Barat Keluhan Pembuangan Limbah PT Sara Rasa Biomass
Jumat, 31 Oktober 2014 21:06:00

Nelayan Rangsang Barat Keluhan Pembuangan Limbah PT Sara Rasa Biomass

limbah Pabrik ke laut
riauonecom, Selatpanjang, Meranti, roc, - Sejumlah Nelayan di Kecamatan Rangsang Barat mengeluhan pembuangan limbah cair dari pabrik PT Sara Rasa Biomass yang diduga sebagai penyebab minimnya tangkapan ikan. Menyikapi itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kepulauan Meranti akan segera menurunkan tim ke lapangan.
 
Kepala BLH Kabupaten Kepulauan Meranti, Drs Irmansyah MSi, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (31/10/2014) mengatakan, sudah mendapatkan informasi tentang keluhan nelayan itu, namun belum mendapatkan laporan data tentang pencemaran limbah cair dari pabrik perusahaan dimaksud.
 
"Sejauh ini kita belum mendapatkan laporan data lengkapnya. Kita mohon dukungan informasi dari para nelayan, wartawan maupun LSM terkait pembuangan limbah yang dilakukan perusahaan itu. Sesegera mungkin akan kami turunkan tim ke lapangan," ujarnya.
 
Menurutnya, sampel limbah dari perusahaan yang disebut-sebut telah mencemari air laut di Selat Air Hitam itu perlu diuji terlebih dahulu, sehingga nantinya dapat diketahui kadar limbah apakah dapat terurai atau tidak setelah dibuang ke laut.
 
"Jika nantinya benar ditemukan adanya limbah berbahaya dan mengancam biota air, seperti salah satunya mengakibatkan punahnya ikan sehingga merugikan nelayan, maka akan ada tindakan tegas yang diberlakukan terhadap perusahaan sebagaimana peraturan yang berlaku," tegasnya.
 
Sebelumnya, Ardian, Kepala Dusun III Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat mengatakan, sewaktu perusahaan ini belum beroperasi di desa itu, nelayan sekitar bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan senilai Rp200 ribu. Tapi sekarang, untuk mencari Rp30 ribu saja sudah sangat sulit.
 
"Tidak ada lagi nelayan yang turun melaut di sekitar perusahaan. Kalau pun turun mencari ikan, nelayan pergi ke laut yang posisinya jauh dari lokasi penangkapan di sekitar perusahaan, sehingga biaya yang harus dikeluarkan nelayan jadi bertambah," kata Ardian.
 
Saat ini, lanjutnya, sebagian besar nelayan di Desa Bokor mulai beralih profesi dengan mencari sumber mata pencarian lain. Kebanyakan di antara para nelayan di desa ini memilih menjadi Tenaga Kerja di Malaysia atau menjadi petani. (moc/roc)
 
Share
Berita Terkait
  • 4 minggu lalu

    Sekitar Kasus PT Timah, PPATK Bongkar Modus Harvey Moeis Simpan Uang Rp 76 M di Rumah


    NASIONAL, HUKRIM, - Kepala Pusat Pelaporan dan An
  • 8 bulan lalu

    Gak Bahaya Tha? Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut Lepas

    DUNIA, Tokyo - Ini akan menjadi hari yang dikhawatirkan banyak orang di Asia Timur dan dunia pada umumnya. Limbah dari pembangkit listrik yang sering diklaim paling ramah lingku

  • 9 bulan lalu

    Terjerat Kabel Optik Menara BTS Bali Towerindo, Korban Layangkan Surat kepada Presiden Jokowi dan Mahfud MD

    NASIONAL, - Korban terjerat kabel optik melintang di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Sultan Rifat Alfatih menulis surat untuk Presiden Joko Widodo dan Menko Polhukam M

  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified