Sabtu, 22 Oktober 2016 17:26:00
Profil Wakil Pemimpin Redaksi Riau One.Com
Abu Nazar Anak Kampung Mengejar Mimpi
Putra Kelahiran Kampung Panjang Kampar. 08 September 1979, Dilahirkan dari keluarga Sederhana, Putra dari Pasangan Abas dan Nuriyas Anak Ketiga dari enam bersaudara, di Besarkan oleh sang ayah sebagai seorang Buruh Kerikil di Sungai Kampar pada saat itu.
Perjalanan hidupnya Abu Nazar di saat kecil diajak tinggal oleh orang tuanya dengan saudara kandung lainnya disebuah Desa Teluk Kenidai, diusianya yang masih balita tinggal di Desa tersebut yang pada saat itu masih Hutan. Mengahbiskan masa kanak-kanaknya di hutan belantara Desa Teluk Kenidai Kecamatan Kampar sekarang bernama Kecamatan Tambang , kepada wartawan Abu Nazar menceritakannya, di saat tinggal Teluk Kenidai masih Hutan Belantara banyak pelajaran hidup yang di dapat, tidak ada mainan seperti anak sekarang, tidak, memiliki mobilan-mobilan, tidak memilki sepeda kecil, tidak memiliki, sepatu dan sandal cantik, dirinya terbiasa kaki telanjang alias kaki ayam istilah yang populer kita kenal. Permainan anak anak saat itu hanyalah mobil-mobilan atau di sebut bahasa Kampar pada saat itu "Tetoka" adalah terbuat dari kayu-kayuan, pelepa kelapa, batang kayu dan ada lagi mobilan-mobilan dari pelepa pinang, mainan dari tikar pandan yang diusung dilipat diatas kepala seolah seolah menjadi mobil benaran kenang Abu Nazar Lulusan Ponpes Daarun Nahdah Bangkinang ini.
Mainan anak anak yang alami, tak heran Abu Nazar bersama sama teman kecilnya pergi kehutan mencari buah kayu kedondong, mencari buah kayu untuk dimakan, itulah kehidupa pada saat itu, tidak ada roti bakar, fizza, ataupun sejenis makan kemasan sebagaimana makanan anak anak zaman sekarang, Asyik dan Indahnya Alam dan Hutan saat itu bahkan suatu ketika Abu Nazar masuk dalam tumpukan daun daunan kayu di tengah hutan yang rindang, dibawah kayu-kayuan yang besar hutan yang lebat, dingin dengan suara monyet, suara musuh ( babi sebutan orang tua pada zaman itu), suara-suara binatang buaspun masih terdengar kicauan burung, dan ayam nonak yang masih berkokok ditengah hutan tersebut terdengar indah, sungguh alami.
Ditengah sulitnya kehidupan ditengah himpitan ekonomi, Abu Nazar bersama keluarga masih merasakan nikmatnya Alam yang dingin. Kini hutan balantara itu tidak ada lagi, yang ada hanya hamparan kebun sawit dimana mana, itupun bukan milik masyarakat, milik perusahaan , dulunya mencari kayu untuk membangun rumah tidak terlalu sulit semua serba alami, masak pun menggunakan kayu Bakar Mantan Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas syariah ini.
Menunggu Roti dari Sang Ayah Kisah yang tidak bisa dilupakan, pada saat usianya yang masih kecil, Abu Nazar sering menunggu ayahnya pulang kerja di tepian sungai Kampar, sang Ayah yang bekerja di teratak buluh Kecamatan Siak Hulu sebagai buruh kerikil dan pasir yang diambil dari sungai Kampar menggunakan ember terbuat dari besi, tidak ada menggunakan mesin hisab seperti sekarang, apalagi escavator sebagaimana dilakukan pengusaha penambang pasir sekarang. Pengambilan pasir ataupun kerikil pada saat itu secara alami seratus persen tenaga manusia, sehingga tidak merusak lingkungan, ikan dan air Sungai Kampar tetap terjaga kebersihannya, lain sekarang sungai Kampar lululantak akibat ulah tangan manusia yang mengeksploitasi sungai Kampar.
Kembali kecerita menunggu sebungkus roti, sang Ayah pulang di sore hari dari Teratak Buluh, Sang Ayahnya Abu Nazar pulang kerja tidak lupa membawa roti biskuit, berjam jam menunggu sang Ayah berharap sebungkus biskuit, dari kejauan mata melihat dan mengara bunyian board berharap sang Ayah pulang membawa roti, satu persatu board melewati sungai Kampar, di tepian Sungai Kampar itulah Abu Nazar dengan setia menunggu kedatangan sang Ayah membawa Roti, sungguh kebahagiaan dan nikmatnya Roti yang dibawakan Sang Ayah yang dibelinya dengan jerih paya keringatnya hasil uang mengangkat batu kerikil.
Kini sang Ayah telah tiada, di usia Ayahnya 54 tahun , Ayahnya jatuh sakit dan meninggal di hari tasrik Idul adha tahun 2010, kini tidak ada roti, tidak ada ada lagi canda tawa dengab sang ayah, Abu Nazar hanya mengenang nasehat sang Ayah, berjuanlah selalu mencari kehidupan, penuhi kebutuhan hidup dengan yang halal, jangan perna gengsi dalam melakukan pekerjaan asal itu halal lanjutkan, pesan sang Ayah. Kini sungai Kampar menjadi saksi bisu perjalanan kehidupan sang Ayah yang dicintainya, membongkar kerikil bertahun tahun berkerja sebagai tukang batu menggunakan sampan kayu, dan membongkarnya dengan tenaga sendiri, sungguh pekerjaan mulia yang tidak bisa dibalas dan mengharukan perjuangan sang Ayah agar anaknya tetap bisa hidup dan bisa sekolah agar Anak tidak seperti dirinya Sang Tukang Batu. Kisa yang membuat haru Abu Nazar adalah, Belum selesai di bongkar kerikil dari perahu uangnya sudah diberikan sang Ayah kepadannyauntuk dibawah ke sekolah.
Perjuangan Sang Ayah Abas Almarhum Ayah tercinta dari Abu Nazar cukup luar biasa, meskipun bersusah paya sang Ayah mencari nafkah dan menyekolahkan anak anaknya, suatu ketika kerikilnya masih dalam perahu, belum di bongkar namun sang Ayah telah mengambil uangnya ke induk semang untuk diberikan kepada sang anak untuk biaya bersekolah Abu Nazar , tidak ada rasa kesal diwajahnya sungguh mulia Ayahku... Semoga Ayahku Masuk Surga Allah Ujar Abu Nazar.
Memasuki usia Sekolah Memasuki usia Sekolah umur 7 tahun Abu Nazar diboyong orang tuanya kembali kekampung Halamannya Desa Kp.Panjang Kampar atau Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur sejak berganti nama desa. Memasuki usia Sekolah, Abu Nazar mengenyam pendidikan SD Negeri 035 Kp. Panjang Kampar pada saat itu, sekarang Dusun Padang Merbau Barat, Lulus dari SD ia melanjutkan ke Pondok Pesantren Daarun Nahdah Bangkinang selama 7 (tujuh) tahun menjalani pendidikannya di Ponpes ini Abu Nazar, sebagai sosok santri di kenal singa podium.
Selama menjadi Santri Abu Nazar banyak terlibat kegiatan-kegiatan pondok diantaranya, Muzakarah, Muhadoroh dan kegiatan-kegiatan organisasi internal sekolah lainnya, seperti Pramuka, Ketua Persatuan Siswa, Siswi Darun Nahdah Kecamatan Kampar ( meliputi sekarang Kecamatan Kampar, Kampar Utara, Kampar Timur ,Rumbio Jaya, dan Kecamatan Tambang) kegiatan organisasi Eksternal ( luar sekolah ). Abu Nazar salah seorang pencetus bersama Siswa-siwi Se Kabupaten Kampar sebuah organisasi Siswa Islam terbesar saat itu yaitu Forum Komunikasi Pelajar Islam Kabupaten Kampar ( Forkom Jari Kampar ) menjabat sebagai Wakil Ketua bidang Organisasi, menjadi santri di Pesantren Abu Nazar melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau di Pekanbaru pada tahun 2000.
Di kampus ini ia belajar di Jurusan Politik dan Hukum Pidana ( Siyasah Jinayah ), Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum , sambil menjadi gharim masjid dan tinggal dimasjid Abu Nazar memberanikan diri untuk mengikuti perkuliahan. Sebagai Mahasiswa, belajar dengan semangat sehingga terus mendapat IPK diatas 3, meskipun sebagai mahasiswa ia sadar akan tugas dirinya juga menjalankan tridarma perguruan tinggi diantara salah satunya juga pengabdian terhadap masyarakat, Abu Nazar aktif di organisasi Kampus, seperti Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah perna menjabat Sekretaris Umum.
Berkifrah di organisasi kampus, maupun diluar Kampus Abu Nazar di organisasi gerakan mahasiswa. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Tahun 2001, sehingga di HMI, ia perna menjabat Ketua Umum HMI Cabang Pekanbaru terpilih secara aklamasi Konfrensi Cabang tahun 2004-2005. Berkahir dan menyelesaikan study SI dengan mendapat gelar Sarjana Hukum Islam (S.HI ).
Abu Nazar tetap berorganisasi, berbagai organisasi yang ia masuki dan rata rata menjadi pimpinan, di Percaya sebagai Ketua Umum Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam ( KAHMI) Kampar, di KNPI perna menjabat Ketua KNPI kecamatan Kampar Timur, Sekretaris Serikat Pekerja Kota Pekanbaru ( SPSI-SPBPU), Sekretaris Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia, Sekarang Wakil Ketua Persatuan Jurnalis Indonesia DPW Riau, dan si Percaya sebagai Ketua Persatuan Jurnalis Indonesia Kabupaten Kampar (PJI ) saat ini, Ketua Forum Komunikasi Aktivis Rakyat Riau, Ketua LSM Riau Bersih, Wakil Bendahara Serikat Perusahaan Pers (SPS) Cabang Riau.
Dalam peran organisasi dan organisasi mahasiswa kepemudaan dan ormas itulah Abu Nazar berada di tengah pusaran perubahan politik Reformasi bangsa ini Pada era itu pula ia menjadi pentolan Gerakan Mahasiswa dalam melakukan control kebijakan-kebijakan pemerinta yang tidak pro rakyat, berbagai perjuangannya bersama mahasiswa Riau , menuntut UU Otonomi daerah, bagi hasil minyak Riau terhadap pemerintahan pusat, perjuangan lain adalah bersama mahasiswa Riau, melakukan gerakan anti maksiat demi tegaknya marwah negeri Melayu tanpa maksiat.
Pada masa mahasiswa ini juga Abu Nazar, mendirikan Gerakan Mahasiswa Peduli Kampar, yang juga dalam rangka memberikan masukan yang baik terhadap pemerintah Kampar dalam proses pembangunan Kabupaten Kampar. Kini Wakil Ketua PDIP Kampar ini akan maju bersama Rakyat dan Sejahtera bersama Rakyat, pemilu 2014 belum maksimal mendapatkan suara, Insya Allah pemilu 2019 kembali akan maju menjadi Caleg.
Karir dan Riwayat Pekerjaan
Diantara Karir dan Pekerjaan, perna menjadi tenaga Honor di Dinas Dispora Perhentian Raja, tenaga Honor Sekretariat DPRD Kampar, Staf Ketua DPRD Kampar H. Syafrizal pada saat itu. Selesai membantu Ketua DPRD Kampar, Abu Nazar terjun kedunia berwiraswasta dan menjadi Jurnalis, sebagai Wartawan Abu Nazar menjalani hidupnya. Bahkan Abu Nazar perna menjual koran dilampu merah , sebagai alumni UIN Suska Riau, dia tidak patah semangat, tak mau putus asa, dunia jurnalistik jadi pilihan bekerja di Tribun Pekanbaru, menjadi Wartawan di media cetak Riau Tribun, kini ia mencoba merangkak mendirikan media menjadi Pimpinan di Tiga media online, yaitu Pimpinan Umum www.temporiau.com, Pemimpin Redaksi www.warta rakyat.co, Wakil Pemimpin Redaksi www.riauone.com. Kini anak Kampung ini tetap ingin mengejar mimpinya untuk menjadi Wakil Rakyat bahkan mempunyai cita cita menjadi Bupati Kampar dan Gubernur Riau. semoga Allah mendengar doanya Amin.******