• Home
  • Kilas Global
  • Oleng Masuk Air dalam Perjalanan, Restoran Apung Raksasa Hong Kong Terbalik di Laut China Selatan
Kamis, 23 Juni 2022 09:39:00

Oleng Masuk Air dalam Perjalanan, Restoran Apung Raksasa Hong Kong Terbalik di Laut China Selatan

DUNIA, KULINER, - Jumbo Floating Restaurant, restoran apung raksasa Hong Kong yang ikonik, dipindahkan pada Selasa (14/6/2022) lalu. Kapal restoran tersebut dilaporkan terbalik di Laut China Selatan dalam kurun waktu kurang dari seminggu usai proses pemindahan dari tempatnya semula di Hong Kong pada Senin (20/6/2022).

Jumbo Floating Restaurant, restoran apung raksasa yang ikonik di Hong Kong, dilaporkan terbalik di Laut China Selatan pada Ahad (19/6/2022), atau beberapa hari setelah dipindahkan dari tempatnya semula di Hong Kong.

Perusahaan induk dari restoran ini, Aberdeen Restaurant Enterprises Ltd., menyampaikan bahwa kapal restoran menghadapi "kondisi buruk" pada hari Sabtu (18/6/2022) saat melewati Kepulauan Xisha atau Kepulauan Paracel di Laut China Selatan. 

Kondisi tersebut mengakibatkan air masuk ke dalam kapal, sehingga kapal pun mulai miring.

Dilansir dari Associated Press, Rabu (22/6/2022), tidak ada korban luka-luka dari peristiwa itu, namun upaya untuk menyelamatkan kapal pun gagal. Kapal Jumbo Floating Restaurant yang dibuka sejak tahun 1976 ini akhirnya terbalik.

"Karena kedalaman air di tempat kejadian lebih dari 1.000 meter, sehingga cukup sulit untuk menyelamatkan (kapal)," bunyi pernyataan dari perusahaan tersebut.

Dilaporkan oleh Kompas.com, Rabu (15/6/2022), Jumbo Floating Restaurant kerap dikunjungi beragam figur terkenal pada masa kejayaannya, di antaranya Ratu Elizabeth II dan Tom Cruise.

Tidak hanya itu, restoran yang didesain dengan gaya imperial China ini bisa memuat hingga 720 orang.

Namun, pandemi Covid-19 melanda dan menghantam berbagai usaha, tidak terkecuali Jumbo Floating Restaurant yang sudah tutup sejak tahun 2020.

Aberdeen Restaurant Enterprises Ltd. dikabarkan tidak bisa menemukan pemilik baru untuk restoran sepanjang 80 meter ini, ditambah dengan sulitnya mendapat biaya pemeliharaan usai pembatasan Covid-19 yang berbulan-bulan lamanya. 

Perusahaan tersebut menyatakan, bangunan restoran menjadi beban finansial bagi para pemegang saham karena proses pemeriksaan dan pemeliharaan bangunan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, walau saat itu restoran masih ditutup.

Pada Selasa (14/6/2022), restoran ini pun diderek dan dipindahkan dari pelabuhan di Hong Kong. Awalnya, badan restoran rencananya akan dipindahkan ke lokasi lain sambil menunggu pengelola baru, tapi akhirnya terbalik di Laut China Selatan. (*). 

Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified