Kamis, 21 April 2022 09:47:00
Cegah Penyakit Kulit Berbenjol Target Vaksin LSD, 9.125 Ekor, 60 Desa, 4 Kecamatan

BENGKALIS- Siapa nyana, Bengkalis menjadi daerah kedua bahkan mungkin pertama ditemukannya wabah penyakit kulit berbenjol atau Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak sapi. Penyakit yang bisa membawa kematian pada hewan ternak sapi itu pertama kali ditemukan tahu 1928 di Zambia.
Pada tahun 2004 penularan masih seputar wilayah Afrika, pada tahun 2016-2021 mulai masuk wilayah Asia Tenggara dan masuk ke Semenanjung Malaysia pada 2021 akhir, sampai akhir 2021 Indonesia masih bebas LSD. Hal itu diketahui melalui pelaporan kesehatan hewan internasional.
Agak mengejutkan kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Bengkalis, H. Tarmizi, SP M.Si didampingi Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ir. Amri Noer dan Dokter Hewan Berwewenang Kabupaten Bengkalis, drh HM Mardani M.Sc, Rabu (20/04/2022), Januari akhir tahun 2022 penyakit LSD ditemukan di temukan di Bengkalis.
" Penularannya bisa dua cara, jarak pendek dan jarak jauh. Jarak pendek bisa melalui kontak fisik antara ternak sakit dan ternak sehat dan vector mekanik seperti melalui serangga penghisap darah. Sedangkan jarak jauh, vector mekanik juga memiliki peran sangat tinggi, kemudian lewat lalu lintas hewan, perpindahan hewan dari tempat asal ke tempat tujuan," ujar drh HM Mardan M.Sc.
Sedangkan untuk di Riau kata Mardani, belum bisa dibuktikan apakah penularan itu melalui cara jarak pendek atau jarak jauh. Lalu di Bengkalis kapan ditemukan, di Bengkalis pertama kali ditemukan pertengahan bulan Februari 2022 tepatnya di Desa Mentayan Kecamatan Bantan. Penularan itu mulai teridentifikasi melalui laporan petugas dan jumlah hewan yang terjangkit LSD sebanyak 3 ekor.
"Penyakit LSD ini dari kasat mata bisa kita ketahui, yakni munculnya benjolan pada tubuh hewan ternak sapi. Sapi yang tertulas LSD akan mengalami sakit berkepanjangan dan biasanya dalan kurun 2-5 minggu hewan bisa mati. Namun tidak semua hewan tertular akan mati, hal itu dipengaruhi kondisi tubuh dan lingkungan," sebut Mardani lagi.
Tidak hanya di Desa Mentayan, laporan berikutnya LSD juga menyerang sapi peternak di Desa Sungai Selari, Pakning Asal, Pangkalan Jambi, Lubuk Muda, Tanjung Belit, Sepotong dan Wonosari Bengkalis.
"Per tanggal 19 April 2022 total sapi yang terjangkit sebanyak 32 ekor dan 4 diantaranya mati," imbuh Mardani seraya menambahkan potensi kesembuhan pada ternak sapi 50 banding 50 persen.
Untuk sapi yang tertulas LSD, upaya penanganan yang dilakukan adalah dengan roboransia dan penekan sakit. Selain itu juga dilakukan vaksinasi untuk bagi sapi yang berumur 3 bulan dan dalam kondisi sehat.
Untuk penanganan vaksin, pihaknya menetapkan radius 10 KM sari lokasi ditemukan LSD. Untuk Kecamatan Bantan, mulai dari Jangkang sampai Bantan Timur. Untuk Kecamatan Bengkalis mulai dari Prapat Tunggal sampai Pematang Duku, untuk Kecamatan Bukit Batu dan Siak Kecil seluruh Desa.
"Jadi target vaksin kita sebanyak 9125 ekor sapi (sudah trealisasi 1552 atau sekitar 31 persen) yang berada di 60 desa (sudah 55 persen) di empat kecamatan (Bantan, Bengkalis, Bukit Batu dan Siak Kecil,). Satu botol dosinya untuk 25 ekor sapi dan haru habis dalam waktu 2 jam. Untuk itu, bagi peternak yang ingin sapinya divaksin harus mengumpulkan 25 ekor sapi, agar dosisnya tidak terbuang," pesan dokter hewan hobi Badminton ini.
Ir. Amri Noer: Vaksinasi LSD Harus Digesa
Wabah penyakit kulit berbenjol atau Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi di Kabupaten Bengkalis sudah memasuki bulan ke-2. Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam pengendalian dan penanggulangannya termasuk vaksinasi darurat. Perlu ditingkatkan upaya lainnya dalam mendukung percepatan vaksinasi darurat pada ternak sapi di zona kontrol LSD.
Lumpy Skin Disease (LSD) atau lebih dikenal penyakit kulit berbenjol, kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ir. Amri Noer, pertama kali ditemukan di Desa Mentayan, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis pada pertengahan bulan Februari 2022. Awalnya penyakit ini ditandai adanya bentol bentol pada kulit kemudian membesar membentuk benjolan ke seluruh tubuh dalam waktu yang cepat dan melepuh.
Hal ini berdasarkan laporan dari peternak adanya penyakit kulit pada sapi Bali kepada Pusat Kesehatan Hewan Bantan yang kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Bengkalis bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau dan Balai Veteriner Bukit Tinggi pengambilan spesimen untuk dilakukan pengujian laboratorium.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, Kabupaten Bengkalis ditetapkan sebagai salah satu daerah wabah penyakit kulit berbenjol di Propinsi Riau berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 242/ Kpts/ PK. 320/ M/ 3/ 2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Penyakit Kulit Berbenjol (Lumpy
Skin Disease/ LSD) di Provinsi Riau tangggal 02 Maret 2022. Sebagai salah satu langkah pengendalian dan penanggulangan LSD adalah vaksinasi darurat.
Vaksinasi LSD darurat diprioritaskan pada zona kontrol yang terdiri dari wilayah tertular dan wilayah terancam atau berisiko. Zona ini ditetapkan pada radius 10 kilometer dari titik kasus LSD. Sampai dengan 19 April 2022, di Kabupaten Bengkalis ditemukan ada 14 kasus aktif yang tersebar di Kecamatan Bantan 2 kasus, Bengkalis 1 kasus, Bukit Batu 6 kasus, dan Siak Kecil 5 kasus.
Berdasarkan situasi tersebut maka ditetapkan wilayah vaksinasi LSD meliputi 5 wilayah kecamatan dengan target vaksinasi sebanyak 9.125 dosis pada 60 desa. Sebagai target vaksinasinya adalah semua jenis sapi minimal umur 3 bulan dan sehat.
" Pada saat ini ternak sapi yang divaksin LSD baru mencapai 1.552 ekor pada 32 desa. Untuk itu diharapkan kerjasama pada semua peternak di 63 desa untuk berperan aktif dalam vaksinasi LSD secara massal. Karena masa efektif vaksin LSD yang pendek setelah digunakan, kiranya ternak sapi untuk disiapkan di kandang atau sudah diikat. Semakin cepat divaksinasi semakin cepat pula penyakit LSD ditanggulangi dan tidak menyebar ke ternak sapi kerbau lainnya," tambahnya.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Bengkalis, H. Tarmizi, SP., M.Si mengatakan, bahwa penyakit LSD ini sangat penting untuk diberantas secepatnya, karena penyakit ini memiliki penularan yang tinggi serta merugikan ekonomi peternak. (adv/*).